Rosulullah Tauladan Insan Manusia Sepanjang Masa
Saturday, August 23, 2008 by dokterfajrin
Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, ”ceritakan padaku keindahan dunia ini!.” Badui ini menjawab, ”bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...” Ali menjawab, ”engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)”
Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa “Khumairah” oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur’an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur’an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu’minun[23]: 1-11.
Itulah kisah singkat yang membuktikan betapa Rosulullah menjadi manusia yang paling agung. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
IMAN KEPADA ROSULULLAH
Iman kepada para rasul adalah salah satu rukun iman. seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakikat yang sebenarnya dari agama islam yaitu Tauhidullah
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali kepada seluruh rasul dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Nah, untuk beriman kepada rasul berarti kita harus mengenal lebih jauh tentang Rosulullah. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Oleh karena itu pertama-tama kita harus mengenal atau ”berta’aruf” dengan segala sesuatu tentang rosulullah, sehingga bila kita sudah mengenalnya dengan baik maka rasa cinta kepada beliaupun akan semakin bersemai dalam hati kita.
Dari Anas radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasalam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia." (Muttafaq Alaih)
MA’RIFATURRASUL
Syaikhul Islam Muhammad Bin ’Abdul Wahhab pernah berkata : ” Ketahuilah, rohimakumullah, sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat masalah. Pertama, ilmu, yaitu mengenal Allah, kemudian mengenal Nabi-Nya, dan mengenal dienul Islam berdasarkan dalil-dalil; Kedua, mengamalkannya; Ketiga, mendakwahkannya; Keempat, bersabar terhadap gangguan didalamnya.”
Jadi Ma’rifaturrasul merupakan salah satu dari Tsalatsatul Ushul (3 pokok ajaran agama) yang wajib diketahui oleh setiap orang yang mengaku muslim, jangan sampai status keislaman kita hanya terbatas pada KTP saja. Na’udzubillahimindzalik
Berikut adalah hal-hal yang wajib diketahui mengenai rasulullah :
1. Mengenal nasabnya
Beliau adalah manusia yang paling mulia nasabnya; keturunan Hasyim, bersuku Quroisy dan berbangsa Arab. Dia adalah Muhammad bin ’Abdillah bin ’Abdil Muthollib bin Hasyim...dan seterusnya.
2. Mengenal Sunnahnya, tempat kelahirannya dan tempat hijrah
Beliau punya umur 63 tahun, Beliau dilahirkan di Mekah dan mendiami kota Mekah selama 53 tahun. Kemudian beliau hijrah kekota Madinah dan mendiaminya selama 10 tahun. Beliau wafat dikota Madinah pada bulan Robi’ul Awwal tahun 11 Hijriyah.
3. Mengenal kehidupan kenabiannya yang beliau alami selama 23 tahun. Beliau menerima wahyu dalam usia 40 tahun.
4. Dengan apa ia menjadi nabi dan rosul
Beliau menjadi nabi ketika turun kepadanya firman Allah Ta’ala :
„Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.“ ( QS. Al-Alaq[96] : 1-5)
Selanjutnya, beliau menjadi seorang rosul ketika telah turun kepadanya firman Allah Ta’ala :
”Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan!. Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (QS. Al- Muddatstsir [74]: 1-7)
Perbedaan antara rosul dengan nabi adalah bahwa nabi yaitu yang menerima wahyu berisi suatu syari’at, namun ia tidak mendapatkan perintah untuk men-tabligh-kannya, sedangkan rosul adalah orang yang menerima wahyu berisi suatu syari’at dan ia mendapat perintah untuk men-tabligh-kannya dan mengamalkannya. Dengan demikian, setiap rosul adalah nabi namun tidak setiap nabi itu rosul.
Tugas para rasul
1. Menyampaikan (tabliq) (QS. 5:67, 33:39) Yang disampaikan berupa :
2. Ma’rifatullah (QS. 6.102) (Mengenal hakikat Allah)
3. Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)
4. Basyir wa nadzir (QS. 6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan) Mendidik dan membimbing (QS. 62:2)
Sifat-sifat rasul
1. Mereka adalah manusia (QS. 17:93-94, 18; 110)
2. Ma’shum (terjaga dari kesalahan) (QS. 3:161, 53: 1-4)
3. Sebagai suri teladan (QS. 33:21, 6:89-90)
5. Dengan apa dia diutus dan mengapa
Ia diutus dengan mentauhidkan Allah Ta’ala dan dengan membawa syari’at-NYA yang berisi ajaran untuk melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, serta diutus sebagai rahmat bagi penghuni alam semesta, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik, kekufuran dan kejahiliyahan, menuju cahaya ilmu, iman dan tauhid; sehingga mereka dapat memperoleh ampunan dan keridhoan-NYA, serta selamat dari siksa dan kemurkaan-Nya.
URGENSI SYAHADAH RISALAH
Kedua kalimah syahadah, satu sama lain saling berkaitan erat dan tidak boleh dipisahkan.
Syahadah Muhammadarrosululloh merupakan kelengkapan dari syahadah Laailahaillalloh. Pengakuan ‘tiada Illah yang patut disembah melainkan Alloh ‘, dalam mempraktekkannya memerlukan cara-cara tertentu dan mengandung makna-makna tertentu pula. Orang yang menegakkannya terikat dengan kewajiban-kewajiban yang dibebankan dipundaknya, orang yang menegakkan/meninggalkan kewajiban tersebut akan mendapat balasan dari Alloh Subhanahuwata’ala. Konsepsi Syahadah Uluhiyah (Laailahaillalloh) tidak dapat ditegakkan kecuali dengan dalil-dalil aqli dan naqli yang sah, yang semuanya datang dari Alloh melalui Nabi Muhammad Shollallahu’alaihiwasallam. Dan kita tentunya membutuhkan instruktur untuk memahami perintah-perintahNya agar tidak salah persepsi. Seperti seorang prajurit yang salah tangkap terhadap perintah komandannya bisa menyebabkan kerugian bagi orang lain dan dirinya sendiri (masih ingat kasus kematian di era reformasi, komandannya bilang tidak pernah memerintahkan untuk menembak, dan nyatanya ada yang mati, dan itu diklaim sebagai salah interpretasi perintah), begitu besarnya akibat itu ketika kita salah meng-interpretasi-kannya.
Jika kita tidak mengakui bahwa Rosululloh Shollallahu’alaihiwasallam benar, maka kalimat Laailahaillalloh tidak akan tegak dengan sendirinya. Dan Itu berarti syahadah kita tidak sah.
Arti Syahadah Risalah
Dan saya menyatakan, berjanji bersumpah bahwa Muhammad itu Rosul Alloh.
Konsekuensi Syahadah Risalah (Muhammadarrosululloh)
1. Kewajiban terhadap Risalah Rosululloh:
2. Membenarkan apa yang dikabarkannya. qs 39: 33
3. Mentaati semua perintahnya. qs 24:51
4. Menjauhi apa yang dilarangnya. qs 59:71
5. Tidak dikatakan ibadah kecuali dengan mengikuti syariatnya.qs 4:80
Kewajiban terhadap Rosululloh:
1. Mengimaninya.qs 61:1
2. Mencintainya
3. Mengagungkannya qs 48:7
4. Menghidupkan Sunnahnya qs 3:130
5. Membelanya qs 9:40, 61:4
6. Memperbanyak Shalawat. qs 33:56
7. Menjadikan Rosululloh sebagal Idola
TANDA-TANDA KEBENARAN RASULULLOH
A. Kualitas pribadi Rasul
Kualitas pribadi Rasul bisa kita lihat dari dua sisi sekaligus, baik dari kondisi fisiknya maupun kualitas kepribadiannya. Dari segi fisik, Rasululloh memang amatlah menariknya, sehingga penampilan beliau telah bernilai keindahan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Tirmidzi dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah, Ia berkata :
‘Aku tak mellhat sesuatu yang tebih bagus dari Rasululloh. Seakan-akan sang mentari merambah di wajahnya.’
Ummu Ma’bad Al Khuza’iyah pernah berkata tentang diri Rasululloh kepada suaminya, saat Rasululloh lewat dikemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah,
‘Dia sangat bersih, wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan tampan, dimatanya ada warna hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya jenjang, matanya jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung, rambutnya hitam, jika diam dia tampak berwibawa, jika berbicara Ia tampak menarik, dia adalah orang yang paling elok dan menawan dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat, bicaranya manis, rinci, tidak terlalu sedikit, dan tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-akan merjan yang tertata rapi dan landai, perawakannya sedang, mata yang memandang tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal karena perawakannya yang tinggi, seakan satu dahan diantara dua dahan, dia adalah salah seorang dari tiga orang yang paling menarik perhailan, paling bagus tampilannya, mempunyat rekan-rekan yang menghormatinya, jika Ia berbicara mereka menyimak perkataannya, jika Ia memberikan perintah mereka bersegera melaksanakan perintahnya, dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang, wajahnya tidak memberengut dan tidak pula diremehkan orang.’(Sirah Nabawiyah, Syaikh SyafiyyurRahman Al Mubarakfury, hal.631).
Beliau memang keindahan yang mencengangkan . Dari segi kualitas kepribadian beliau mempunyal sifat-sifat syakhsiyah (pribadi) yang mendasar sebagai seorang Rasul.
a. Shiddiq
Sangat mustahil jika seorang Rasul mempunyaf sifat pembohong, seumpama sekali melakukan kebohongan saja ajarannya patut dipertanyakan. Ada kesaksian dari berbagai golongan mengenai sifat Shiddiq Rasululloh.
§ Kesaksian musuh
Kita saksikan pernyataan musuh Rasululloh, Abu Jahal kepada Mughirah bin Syu’bah seperti diriwayatkan oleh Al Baihaqi sebagai berikut :
‘Demi Alloh, sesungguhnya aku tahu apa yang dia (Muhammad) sampaikan itu memang benar. Cuma ada sesuatu yang sepertinya menghalangiku’.
Bukhari meriwayatkan dialog Abu Sofyan dengan Raja Heraclius sebagaimana yang diceritakan sendiri oleh Abu Sofyan. Diantara pernyataan mereka:
“Adakah kalian menuduhnya (Muhammad saw) berdusta sebelum Ia mengatakan apa yang hendak Ia katakan?”
“Tidak”, Jawabku (Abu Sofyan)
“Tadi aku bertanya kepadamu, apakah kalian menuduhnya berdusta... aku yakin, tidak. Karena aku tahu Ia tidak akan menyeru kepada perbuatan dusta kepada manusia, apalagi berdusta kepada Alloh”. Kata Heraclius di akhir kisah.
Demikianlah orang-orang yang memusuhi beliaupun tetap mengakui kejujurannya, sebagaimana pernyataan Rasululloh kepada orang Quroisy di bukit Shofa, “apakah kalian mempercayaiku? Maka mereka menjawab: Ya, kami percaya. Selama ini kami melihatmu sebagai orang yang dapat dipercaya”.
§ Kesaksian Pengikut
Kita tidak akan pernah menjumpai seorang sahabat yang pernah mencerca kepribadian beliau. Kita tidak akan menjumpai seorang sahabat pun menjadi murtad gara-gara melihat cacat pada kepribadian beliau.
Ath Thabrani meriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Ia bercerita kondisi penduduk madinah seusai perang Uhud. Saat itu ada desas-desus diantara mereka bahwa Rasululloh terbunuh, sehingga terjadi keributan yang amat sangat. Ada seorang wanita Anshar keluar menyambut kedatangan ayah, suami, anak dan saudaranya yang ikut berjihad dl Uhud, tetapi semuanya syahid, “Bagaimana keadaan Rosululloh?”ia bertanya, “Beliau ada didepanmu” (masih hidup), jawab mereka.
Wanita itu berjalan sampai dekat sekali dengan Rasululloh lalu memegang sebagian ujung bajunya seraya berkata : ‘Demi Bapak dan Ibuku ya Rasululloh aku tak peduli semuanya asal engkau selamat dari kebinasaan”. Demikinlah kecintaan para pengikut beliau.
Di sirah lainnya, Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, “Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!” Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, “Dahulu ketika engkau memeriksa barisa di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini.” Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap “membereskan” orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.
Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, “lakukanlah!” Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, “Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah.” Seketika itu juga terdengar ucapan, “Allahu Akbar” berkali-kali. sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.
§ Kesaksian realitas
Dalam setiap kondisi, baik waktu bercanda apalagi serius, pemenuhan janji-janji, dan pernyataan-pernyataan yang beliau keluarkan tidak pernah melakukan penyimpangan dari sifat shiddiq ini. Misalnya saja dalam hal canda, beliau tetap dalam prinsip kejujuran. Tirmidzi meriwayathan dari Al Hasan Ia berkata:
‘Seorang wanita tua datang menemui Nabi seraya berkata :Wahai Rasululloh tolang doakan kepada Alloh agar Dia berkenan masukkan aku ke surga’.
‘wahai Ibu (fulan), sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki nenek nenek tua’, sabda Rusululloh saw. Wanita itu langsung memalingkan wajah menangis, lulu beliau bersabda kepada para shahabat, ‘Beritahu dia bahwa dia masuk surga tidak dengan keadaannya yang tua renta seperti itu, sebab Allah betfirman: ‘Sesungguhnyo Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) langsung dan kami Jadikan mereka gadis-gadis perawan’.(Al Waqi’ah:35-36)
b. Murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan saat memegang kekuasaan,sabar ketika ditekan, dan dermawan.
lbnu Abbas berkata, ‘Nabi saw adalah orang yang paling murah hati. Kemurahan hati beliau yang paling menonjol ialah pada bulan Ramadhan saat dihampiri Jibril. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, untuk mengajarkan Al Quran kepada beliau. Beliau benar-benar orang yang Iebih murah hati untuk hal-hal yang baik dari pada angin yang berhembus.’ Jabir berkata, ‘Tidak pemah beliau diminta sesuatu, lalu menjawab, ‘tidak’’
c. Pemberani, memiliki patriotisme dan kekuatan yang sulit diukur.
d. Orang yang paling malu dan menundukkan pandangan
Abu Sa’id Al Khudry berkata, ‘Beliau adalah orang yang lebih pemalu dari pada gadis di tempat pingitannya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka bisa diketahul dari raut mukanya.’
§ Adil, mampu menahan diri,dan paling besar amanatnya
§ Tawadhu’ (merendahkan diri), jauh dari sifat sombong
§ Aktif memenuhi janji, menyambung tali persaudaraan, menyayangi, bagus pergaulannya, paling lurus akhlaqnya, tidak pernah berbuat kekejian, tidak suka mengumpat dan mengutuk, tidak suka membuat hiruk pikuk di pasar,tidak mengungguli hamba sahayanya dan pembantunya dalam masalah makan, tidak pernah membentak pembantunya, mencintai orang-orang miskin.
§ Tidak duduk dan tidak bangkit kecuali dengan dzikir, tidak membatasi berbagai tempat dan memilih tempat yang khusus, dll.
B. Mu’jizat (qs 54:1; 15:9)
Mu’jizat merupakan tanda kerasulan atau kenabian yang bersifat khusus, tidak terikat oleh hukum kausalitas yang secara obyektif berlaku umum. Mu’jizat adalah pemberian Alloh dan menjadi hak mutlak Alloh untuk memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Untuk Rasululloh saw mu’jizat yang terbesar adalah Al Qur’an itu sendiri. (qs 29:50-51).
C. Bisyarah
Setiap Rasul senantiasa mengabarkan kedatangan rasul berikutnya yang akan datang. Al Qur’an juga menyebutkan bahwa kitab samawi sebelumnya telah memuat pengabaran tentang akan hadirnya Muhammad saw, misalnya qs Ash Shaft (61):6.
Untuk contoh-contoh, selengkapnya tolong baca buku ‘Ar Rosul’ oleh said hawa.
MUHAMMAD IDOLAKU
Kerusakan besar-besaran telah melanda dunia, menjelang diutusnya Rasululloh saw. Dunia barat dan timur, terkena wabah jahiliyah. Kerusakan terjadi bukan sekedar pada hancurnya peradaban saja, lebih dari itu kerusakan telah terjadi pada berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga satu sama lain dari manusia itu saling memangsa. Sebagai contohnya, Licky dalam bukunya “Sejarah Moral Eropa” menggambarkan satu segi dari kebiadaban dan kebuasan manusia yang sulit dicari bandingannya, sebagai berikut: ‘kebanyakan pemandangan bagi penduduk kota Roma yang telah membuat mereka bagai kena sihir dan telah menjadi hiburan yang menyenangkan adalah ketika mereka menyaksikan pertarungan antara manusia dengan binatang buas. Ketika itu mereka lupa diri, lepas kontrol, saling berdesakan, melihat adegan itu dengan penuh antusias, hingga akhimya manusia yang malang itu terkapar jatuh terkalahkan oleh binatang buas lawan tandingnya. Padahal ia itu merupakan bagian dari bangsanya sendiri, akan tetapi secara tragis ia dijadikan hiburan disaat akhir hidupnya, hingga ia menjadi primadona indah saat menikmati pedihnya sakaratul maut.’
® Sesungguhnya manusia itu sendiri yang memerlukan hadirnya seorang Rasul yang akan menuntun mereka kejalan yang lurus, namun banyak diantara mereka yang tidak menyadarinya. Sehingga ketika betul-betul telah datang seorang Rasul, tiba-tiba mereka itu berbalik memusuhi Rasul itu. Maka Alloh juga mengingatkan kita:
“Dan ingatlah akan nikmat Alloh ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Alloh lalu menjinakkan hatimu kemudian jadilah kamu karena nikmat Alloh orang-orang yang bersaudara. Dan kamu (waktu itu) telah berada di tepi jurang neraka, lalu Aku selamatkan kamu darinya.”(qs Ali Imron:103).
Ada banyak perumpamaan yang Alloh berikan kepada orang-orang yang menyimpang, ada yang disebut dengan babi dan kera (qs Al Maidah:60), keledai sebagal simbol dari kebodohan (qs Al Jum’ah:5), anjing (qs Al A’raf:176), dll. Demikianlah Alloh menegaskan amat kerasnya terhadap aturanNya yang disampaikan oIeh Rasul. Hanya dengan kembali mengikuti ajaran yang di bawa Rasululloh itu, manusia akan mendapatkan derajat yang mulia sebagai manusia (Insaniyatul lnsan). Begitu manusia mendustakan Rasul, maka kehinaan menimpa mereka, dan kerusakan yang besar akan terjadi di peradannya sendiri.
SUDAH MERASA CINTA ROSUL?
Kecintaan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasalam adalah perintah agama. Tetapi untuk mengekspresikan cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak boleh kita lakukan menurut selera dan hawa nafsu kita sendiri. Sebab jika cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam itu kita ekspresikan secara serampangan dan tanpa mengindahkan syari'at agama maka bukannya pahala yang kita terima, tetapi malahan dapat menuai dosa.
Dari Anas radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasalam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia." (Muttafaq Alaih)
Dengan mengacu pada hadits shahih di atas, dapat kita ambil poin-poin berikut ini: Kewajiban cinta kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam, kenapa harus cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam?,
Pertama, Kewajiban Cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam
Hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi shallallahu alaihi wasalam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri.
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam : "Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri." Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, 'Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri'. Maka Umar berkata kepada beliau, 'Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.' Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar."
Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam belum sampai pada tingkat ini maka belumlah sempurna imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas radhiallahu anhu , dari Nabi shallallahu alaihi wasalam , beliau bersabda:
"Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, 'Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada selain keduanya......"
Kedua, Mengapa kita harus mencintai Rasul shallallahu alaihi wasalam?
Tidak akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam secara sempurna kecuali orang yang mengagungkan urusan din (agama)nya, yang keinginan utamanya adalah merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Ta'ala. Dan selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.
Cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam inilah dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallahu alaihi wasalam, kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri. Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi maka cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya Rasul shallallahu alaihi wasalam .
Ketiga, tanda-tanda Cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam
Cinta Nabi shallallahu alaihi wasalam tidaklah berupa kecenderungan sentimentil dan romantisme pada saat-saat khusus, misalnya dengan peringatan-peringatan tertentu. Cinta itu haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam adalah:
- Menaati beliau shallallahu alaihi wasalam dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul shallallahu alaihi wasalam manakala mendengar Nabi shallallahu alaihi wasalam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Adapun orang yang dengan mudah-nya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasalam serta menerjang berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasalam sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na'udzubillah min dzalik. - Menolong dan mengagungkan beliau shallallahu alaihi wasalam. Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Yakni dengan menyosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
- Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau shallallahu alaihi wasalam, rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnah-nya . Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasalam.Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasalam .
- Mengikuti beliau shallallahu alaihi wasalam dalam segala halnya. Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau shallallahu alaihi wasalam dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.
- Memperbanyak mengingat dan shalawat atas beliau shallallahu alaihi wasalam . Dalam hal shalawat Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda:
"Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali." (HR. Muslim). - Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallahu alaihi wasalam. Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallahu alaihi wasalam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallahu alaihi wasalam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
Apa Kata Mereka?
“Pilihan saya pada Muhammad untuk diletakkan pada peringkat diatas dari urutan orang-orang yang berpengaruh didunia boleh jadi mengejutkan sebagian pembaca dan membuat oranglain bertanya-tanya. tetapi ia adalah satu satunya manusia dalam sejarah yang meraih sukses yang begitu tinggi, baik dalam bidang agama maupun dalam bidang keduniaan.
( Michael H. Hart, The 100: A Rangking of the Most influential Persons in History)
Nabi Muhammad ketika saat haji Wada’, di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, “Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?” Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi melanjutkan, “Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....?” Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, “benar ya Rasul!”
Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, “Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah!”. Nabi meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di kesempatan kali ini saya pun meminta Allah menyaksikan bahwa kita mencintai Rasulullah.”Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabiyullah Muhammad, betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya Nabi kami. Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah Ya Allah saksikanlah”
Wallahu’alam Bisshowab
Maroji’ :
§ Syarah Tsalatsatul ‘usul, Mengenal Alloh, Rasul dan dienul Islam : Muhammad bin Sholih Al-‘utsaimin
§ Buku Panduan Mentoring Agama Islam FTI UII 2005
§ Panduan Pembinaan Generasi Muslim : Lembaga Pengembangan Potensi Insani (LP2I) 2001
§ Siroh Nabawi
§ Kumpulan Materi Kajian Rohis : Biro Pelajar Masjid Agung Sleman